Jadi Rumah Sakit Rujukan, RSUD Kudungga Perlu Tambahan Dokter Spesialis Paru

Korsa.id, Sangatta – Polusi udara, asap rokok, dan debu masih menjadi faktor pemicu penyakit paru-paru. Ancaman penyakit paru seperti tuberkulosis, pneumonia, kanker paru dan asma, semakin meningkat seiring polusi udara yang semakin tinggi saat ini.
Kabupaten Kutai Timur saat ini masih kekurangan dokter spesialis paru. Padahal, penyakit tersebut masuk dalam 10 besar dengan pasien terbanyak di Indonesia.
dr. Didit Tri Setyo RSUD Kudungga Sangatta mengatakan saat ini hanya ada satu dr spesialis yang menangani puluhan pasien dengan penyakit paru di Kutim.
Menurutnya hal itu tentu menjadi perhatian penting mengingat Penyakit Tuberkulosis (TBC) merupakan permasalahan kesehatan yang saat ini jumlahnya masih sangat tinggi. Dari jumlah penderita, Indonesia menempati posisi kedua tertinggi di dunia setelah India.
Bahkan WHO Global Tubercolusis Report Tahun 2023 melaporkan, estimasi angka kejadian TBC di Indonesia sebanyak 1.060.000 kasus atau setara dengan 385 kasus per 100.000 penduduk.
“Untuk fasilitas penunjang memang masih ada yang kurang, sehingga ada beberpa pasien yang terpaksa kita rujuk ke rumah sakit luar kota seperti Samarinda maupun Balikpapan, namun yang paling dibutuhkan saat ini adalah penambahan dokter spesialis paru,” ujarnya.
Menurutnya dengan keuangan pemerintah Kutim saat ini bisa saja RS Kudungga melengkapi fasilitas yang kurang namun, akan menjadi sia-sia jika SDM masih belum memadai.
“Bisa saja kita usulkan perlengkapan fasilitas, namun percuma jika dokternya tidak ada, sayang juga alatnya, sehingga kita mementingkan ke SMD saja,” tambahnya.
Dirinya berharap pemerintah dapat memenuhi kekurangan dr spesialis paru di Kutim terlebih RSUD Kudungga menjadi rumah sakit rujukan paru di Kutim.(Zn/Yl/Dr/Adv)