Deteksi Dini TB MDR, dr Didit Minta Segera Periksakan Diri Jika Ada Keluhan Pernapasan

Korsa.id, Sangatta – TB MDR atau multidrug-resistant tuberculosis adalah jenis tuberkulosis yang kebal terhadap 2 obat antituberkulosis paling kuat, yaitu isoniazid dan rifampisin. Pada tahun 2018, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan WHO memperkirakan terdapat sekitar 23.000 penderita TB MDR di Indonesia.
Namun, bukan berarti kondisi ini tidak dapat diobati sama sekali. Melalui penanganan yang tepat, penderita TB MDR dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya.
Untuk itu Spesialis Paru, RSUD Kudungga Sangatta, dr. Didit Tri Setyo, mengimbau kepada masyarakat untuk segera lakukan pemeriksaan jika mengalami beberpa hal berikut sperti batuk tidak sembuh lenih dari 2 hingga 3 minggu lamanya meski telah melakukan pengobatan.
Sesak napas, batuk disertau bercak darah, nyeri dada, demam ringan dalam waktu yang lama.
“Jika memiliki gejala seperti tadi harus segera periksakan diri ke poli paru, kita harus waspada terhadap penyakit tersebut,” jelasnya.
Untuk perawatanya, dr Didit mengatakan RSUD Kudungga telah menyiapkan ruangan khusus kemudian dilakukan rawat diagnosis dan terapi.
“Setelah dilakukan perawatan akan kita kembalikan ke puskesmas untuk kontrol dan pengawasan berkala,” ujarnya.
Saat ini, RSUD Kudungga telah merawat 6 pasian TB MDR di Kutim.
“Saat ini kita rawat ada beberapa yang sudah sembuh dan kita masih merawat 5 pasien.
Meski sedikit tapi potensi menular cukup besar, sehingga ini menjadi perhatian khus,” paparnya.
Menurutnya deteksi dini TB MDR maupun TBC sangat penting agar tidak menyebar luas. Sementara untuk pencegahan, dr Didit menyarankan agar menjaga lingkungan dan hidup sehat, dengan menjaga pola makan dan tidak stres.
“Jika ada keluhan dalam pernapsan harus segera periksakan diri ke pelayanan kesehatan,” pungkasnya.(zn/Yl/Dr/Adv)