Bupati Tutup Bazar UMKM Titik ke 14

Korsa.id, Muara Bengkal – Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menutup Bazar UMKM di titik ke 14 yang digelar Pemkab Kutim melalui Diskop UKM berakhir, di Kecamatan Muara Bengkal, beberapa waktu lalu.
“Tolong dibantu produknya masuk di e-katalog. Karena pemanfaatan produk lokal dalam e-katalog masih belum maksimal,” tegas Bupati Ardiansyah Sulaiman di awal sambutan.
Dia mencontohkan produk meja seperti yang diproduksi warga dari Muara Ancalong bisa dimasukkan dalam standar e-katalog. Karena bagus, indah dan berkualitas untuk kebutuhan kantor. Termasuk produk meja kursi dari Kecamatan Ranpul diproduksi secara massal bisa digunakan untuk sekolah. Dorongan untuk meningkatkan penggunaan produk lokal memang diamanatkan oleh Pemerintah Pusat, yakni hingga 40 persen. Selain itu juga ada pula gula cair yang sangat diminati saat dipromosikan di Bali. Produk yang diminati harus dipelajari terkait pengembangan modernnya.
Ardiansyah menambahkan, menjadi wadah mempertemukan penjual dan pembeli dalam geliat ekonomi. Untuk itu UMKM harus siap memproduksi secara besar sesuai kebutuhan pasar. Selain itu produk UMKM Kutim diharapkan bisa menembus pasar regional dan global.
“Pemerintah kecamatan bisa membantu desa mengembangkan ikan asin sungai karena potensial dari Senambah dan Mulupan. Nanas dari Himba Lestari untuk memenuhi pasar luar negeri. Dengan melibatkan koperasi untuk memenuhi pasar berdasarkan tonase yang dibutuhkan,” pinta Bupati.
Ardiansyah meyakini, kreasi UMKM yang ada semua target itu dapat terwujud. Tentunya Pemkab Kutim akan terus memfasilitasi wadah atau momen untuk membuka peluang pasar, seperti bazar UMKM saat ini. Harapan lain yang disampaikan Ardiansyah yaitu semoga agenda bazar UMKM mampu meningkatkan ekonomi kerakyatan, pendapatan masyarakat dan peredaran ekonomi semakin besar.
Kadiskop UKM Kutim Darsyafani melaporkan Bazar UMKM dititik ke 14 ini dilaksanakan selama sepekan hingga 18 September 2023. Untuk mempromosikan UMKM yang sudah dibina Diskop UKM Kutim. Dia menjelaskan ada UMKM binaan yang sudah dipromosikan hingga tingkat nasional. Nanti juga akan ada yang dipromosikan di Yogyakarta.
“Dibina untuk dapat dikenal investor. Sehingga hasilnya bisa meningkat,” ujarnya.
Karena manfaatnya yang dirasakan positif maka rencananya kegiatan ini akan dilaksanakan setiap tahun. Bahkan rencananya di 2025 bakal dilaksanakan di 18 kecamatan. Agar UMKM bangkit dan ke depan bisa dikolaborasikan dengan produk pariwisata atau lainnya.
“Selain produk UMKM, cara mempromosikan dengan bahasa daerah Muara Bengkal yakni Bahasa Pantun perlu dilestarikan,” ucapnya. (Nt/As-Adv)