Diskominfo KutimKesehatanKutai Timur

Spesialis Anak RSUD Kudungga Imbau Dampak Stunting yang Sebabkan Berbagai Penyakit  

Korsa.id, Sangatta – Kondisi gagal tumbuh pada anak atau stunting menjadi perhatian pemerintah saat ini. Banyak upaya pemerintah dalam menekan stunting di Indonesia.

Adapun faktor penyebabnya stunting, yaitu Asupan gizi dan nutrisi yang kurang mencukupi, Pola asuh yang salah, Sanitasi lingkungan yang buruk, Keterbatasan akses fasilitas kesehatan.

Spesialis Anak, RSUD Kudungga Sangatta, dr. Cristine menjelaskan ada beberapa dampak Stunting yaitu menurutnya kecerdasan anak dan risiko timbulnya penyakit degeneratif seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung koroner.

“Di rumah sakit ini untuk penanganan stunting itu bergerak di 3 bidang yaitu promotif, preventif, dan juga kuratif jadi kami di sini sifatnya menerima rujukan dari faskes di bawah kami yang merujuk,” jelasnya.

Saat ini RSUD Kudungga hanya menangani kasus stunting yang sudah berat, sementara untuk kasus penemuan stuntung masih dilakukan di posyandu atau puskesmas.

“Utamanya kami menangani kasus stunting dengan komplikasi, misalnya dengan penyakit jantung atau TBC, paru-paru, anemia berat, kemudian Infeksi paru-paru, pneumonia berat dan juga dengan gizi buruk, saat ini ada 10 kasus stunting berat pertahun yang biasa tangani,” jelasnya.

“Untuk tindakan yang dilakukan kita melakukan pengukuran berat badan, kemudian panjang badan, kemudian kita plot kembali ke dalam kurva standar WHO dan kita kembali menilai melakukan penilaian apakah ini memang benar-benar stunting atau bukan. Karena dirujuk dengan stunting, tetapi setelah kita evaluasi kembali ternyata bukan banyak faktor juga yang menentukan misalnya pemakai apa alat-alat ukur di posyandu atau puskesmas yang belum sesuai standarnya,” jelasnya.

dr. Cristine mengimbau untuk tetap waspada pada stunting karena dampak yang ditimbulkan adalah efek jangka panjang bagi perkembangan dan pertumbuhan anak.

“Jadi, anak-anak yang stunting itu berefek pada penurunan fungsi kognitif, artinya IQ nya akan menjadi lebih rendah daripada anak yang tidak stunting, nah anak-anak dengan IQ rendah tentu saja tidak akan mempunyai prestasi yang sebagus dengan anak-anak seusianya.

Selain itu, faktor prediktor atau Noncommunicable diseases atau penyakit-penyakit yang sifatnya metabolik,” Jadi, pada saat dia stunting dari kecil itu menjadi faktor risiko terjadinya penyakit diabetes, hipertensi obesitas dikemudian hari,” jelasnya.

Maka dari itu, penting peranan orang tua untuk mencegah stunting sejak dari dalam kandungan.”Pencegahan dan edukasi sangat penting dalam mendukung pencrgahan stunting di Indonesia,” pungkasnya.(zn/yl/dr/adv)

 

 

 

Baca Juga

Back to top button