KesehatanKutai Timur

Pentingnya Fungsi Keluarga dalam Penurunan Angka Stunting di Kutai Timur

Korsa.id, Sangatta – Pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 tahun 2023 yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), mengusung tema “Menuju Keluarga Bebas Stunting Untuk Indonesia Maju”.

Berkaitan dengan stunting, Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim Sunarto mengatakan dalam sambutannya. Salah satu cara mengatasi masalah stunting yakni melalui keluarga.

Sunarto menyebut, selanjutnya Penyuluh Keluarga Berencana / Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PKB/PLKB), memaksimalkan dalam memanfaatkan media yang ada dalam mensosialisasikan delapan fungsi keluarga.

Dimana 8 fungsi keluarga dimulai dari fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan.

“Mulailah dari keluarga. Bagaimana keluarga bisa Samawa. Mulailah dengan melaksanakan delapan fungsi keluarga,” sebut Kepala Perwakilan BKBN Kaltim di Ruang Meranti Kantor Bupati Kutim, Selasa(10/10/2023).

Baca Juga : BKKBN Kaltim Apresiasi Peranan Bidan Atasi Stunting

“Ketika usia perkawinan pertama seorang wanita di bawah 21 tahun, organ dalamnya masih dalam masa pertumbuhan. Ketika masih dalam pertumbuhan kemudian wanita hamil. Yang terjadi, nutrisi untuk pertumbuhan janinnya itu akan berebut dengan ibunya. Ketika itu terjadi, itulah yang menyebabkan stunting,” kata Sunarto menjelaskan agar perkawinan di usia dini dihindari.

Ia mengajak untuk mempersiapkan usia perkawinan sejak dini dan kalau sudah siap secara fisik baru melakukan perkawinan. Kalau sudah menikah pun kemudian hamil harus diperhatikan betul dengan mengunakan aplikasi Elvin Mil elektronik.

“Mari kita mulai dari mempersiapkan remaja putri siap secara fisik 21 tahun. Kemudian ketika dinyatakan sehat dengan cara menggunakan aplikasi Elvin Mil elektronik. Baru siap melakukan perkawinan,” tambahnya.

Sunarto juga menjelaskan perkawinan, hamil, jarak antara kehamilan sampai kepada pola pengasuhan yang baik.

“Maka mulai hari ini saya mengajak kita semua kepada Ibu sekalian mari kita kelola keluarga kita, rumah tangga kita. Mari kita kembali membangun keluarga,” ajaknya.

Baca Juga : Percepat Penurunan  Stunting, DPPKB Kutim Gelar Rembuk Stunting

Sementara itu, Bupati Kutim Ardiansyah mengatakan kita harus berkolaborasi untuk mencegah stunting. Dan beban itu tidak hanya diberikan pada satu lembaga saja. Tetapi kepada semua pihak untuk mencapai tahun emas di 2045.

“Kita sepakat 2045 sebagai tahun emas Indonesia. Bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang memiliki sumber daya manusia yang andal pada tahun 2045,” sebut bupati.

“Bapak ibu saudara sekalian tadi dalam paparan beliau (Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim) saya hanya menggaris bawahi. Betapa pentingnya kolaborasi ini dalam rangka kita untuk mencegah lebih awal dan mudah-mudahan pencegahan ini berhasil. Bapak Ibu sekalian yang telah berperan aktif di dalam penurunan stunting ini di dalam program Keluarga Berencana, yang mana tadi kita lihat banyak sekali penghargaan yang diberikan.

Pada kesempatan itu, bupati juga berharap kelompok maupun individu yang meraih penghargaan, dapat linier dengan hasil capaian di lapangan terhadap pekerjaan. (*/Nt/As)

Baca Juga

Back to top button