38 Guru Pensiun, Dinas Pendidikan PPU Krisis Tenaga Pengajar

Korsa.id, Penajam — Dunia pendidikan PPU menghadapi kekurangan tenaga pengajar akibat gelombang pensiun, digitalisasi pembelajaran pun terhambat oleh efisiensi anggaran. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) PPU menyatakan telah mengambil langkah strategis, meski menghadapi sejumlah tantangan.
Kepala Disdikpora PPU, Andi Singkerru, mengungkapkan saat ini pihaknya tengah berjibaku menanggulangi kekurangan tenaga pengajar. Meski telah dilakukan pengangkatan guru honorer, tahun 2025 menjadi tahun kritis karena sebanyak 38 guru akan memasuki masa pensiun.
“Kami sudah menutup sebagian kekosongan melalui pengangkatan guru honorer. Namun, tahun ini kami menghadapi fakta bahwa 38 guru akan pensiun. Jika tidak segera diantisipasi, proses belajar-mengajar di sekolah bisa terganggu,” jelas Andi.
Ia menegaskan, solusi jangka pendek seperti mengarahkan guru untuk mengajar rangkap bukanlah langkah yang ideal.
“Kami tidak ingin pembelajaran menjadi tidak efisien. Mengajar rangkap bisa menurunkan kualitas pendidikan karena beban kerja guru akan berlipat,” tambahnya.
Di sisi lain, program digitalisasi pendidikan yang menjadi bagian dari visi pendidikan modern di PPU juga mengalami hambatan. Menurut Andi, sejak tahun 2024 pihaknya telah mulai mendistribusikan laptop kepada guru-guru pengajar, namun belum secara menyeluruh.
“Kami memastikan laptop yang diberikan berkualitas agar benar-benar bisa digunakan secara maksimal dalam proses belajar mengajar. Arahan itu sudah kami sampaikan kepada para kepala bidang,” ujar Andi.
Sayangnya, pengadaan laptop tahun ini melalui anggaran APBD murni dibatalkan akibat kebijakan efisiensi anggaran. Mengenai kemungkinan dilanjutkan melalui APBD Perubahan, Andi belum dapat memberi kepastian. (adv/dr/yu)