Diskominfo KukarKutai Kartanegara

Kedang Ipil, Pusat Budaya yang Terus Diperjuangkan

Korsa.id, Tenggarong – Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Puji Utomo, menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan untuk hadir dan berpartisipasi dalam kegiatan Festival Budaya Kutai Adat Lawas Desa Kedang Ipil, yang berlangsung di Halaman Balai Adat Desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun Darat, Jumat (9/5/2025).

Ia mengungkapkan bahwa sejak tahun 1980 hingga 2000, dirinya selalu berada di tepi panggung, menyaksikan berbagai pertunjukan budaya, dan kini mendapatkan kehormatan untuk hadir langsung di Kedang Ipil, sebuah tempat yang dulunya hanya bisa ia impikan dan dengar namanya.

Dulunya, ia bahkan tidak tahu Kedang Ipil berada di mana. Kini setelah menginjakkan kaki di sana, ia mengetahui bahwa desa tersebut berada di Kecamatan Kota Bangun Darat.

“Festival Budaya yang diselenggarakan di Kedang Ipil menjadi salah satu bentuk nyata pelestarian warisan budaya lokal yang mendapatkan dukungan penuh dari Disdikbud Kukar,” ucapnya.

Puji juga menyampaikan, salah satu program yang telah dilaksanakan adalah workshop “belian”, yang ditujukan bagi generasi muda Kedang Ipil.

“Anak-anak muda ini bahkan sempat dibawa ke Kulon Progo, Yogyakarta, untuk tampil membawakan Tarian Beham, dalam sebuah acara budaya,” katanya.

Dilanjutnya, partisipasi mereka mendapat perhatian dari pihak setempat, termasuk Kepala Dinas dan Sekda di Kulon Progo, yang penasaran dengan keberadaan Kedang Ipil dan Kabupaten Kukar, nama yang ternyata masih asing bagi sebagian kalangan di luar Kalimantan Timur.

Disampaikannya pula, desa ini memiliki keterkaitan khusus dengan sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara.

“Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat Kedang Ipil tidak bisa dipisahkan dari pelestarian kebudayaan kerajaan,” tambahnya.

Salah satu kekayaan budaya yang sangat membanggakan adalah ritual Bememang. Disampaikan Puji Utomo, menurut informasi dari seorang dosen Universitas Mulawarman, ritual ini hanya ada dua di dunia, satu di Meksiko dan satu lagi di Kedang Ipil. Menariknya, praktik di Meksiko hanya tersisa dalam bentuk catatan, tanpa pelaku dan lokasi yang jelas, sementara di Kedang Ipil, ritual ini masih dijalankan secara aktif oleh tokoh-tokoh adat setempat.

Ia juga menegaskan, dukungan dari Disdikbud Kukar juga mencakup kegiatan lainnya seperti Nutuk Beham, Workshop, serta kerja sama penelitian dengan para akademisi dan seniman, termasuk dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) yang berencana mengunjungi Kedang Ipil untuk mendalami kekayaan budayanya dengan pendekatan khas mereka.

Dengan semakin dekatnya Kukae ke wilayah Ibu Kota Negara (IKN), penting untuk menjaga dan membina generasi muda dalam pelestarian budaya. Melalui pelatihan belian dan kegiatan seni lainnya, anak-anak muda menunjukkan antusiasme yang tinggi, dan menantikan pelatihan lanjutan.

“Meskipun ada tantangan seperti rasionalisasi anggaran, komitmen untuk menjaga budaya tetap menjadi prioritas utama,” lanjutnya.

Puji Utomo menyatakan bahwa Disdikbud Kukar akan terus hadir dan memberikan dukungan terhadap pelestarian budaya di Kedang Ipil.

“Amun ndik etam siapa lagi,” tutupnya.(adv/dr/ly)

Baca Juga

Back to top button