
Korsa.id, Samarinda – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim memastikan tidak akan menanggalkan komitmennya terhadap pembinaan atlet daerah. Kepala Dispora Kaltim, Agus Hari Kesuma, menegaskan bahwa sektor inti seperti kejuaraan dan kompetisi untuk menjaring atlet tetap menjadi prioritas dan akan terus digelar.
“Penyesuaian anggaran bukan alasan untuk berhenti membina. Justru dalam kondisi seperti ini, kita harus semakin cermat dan efisien, tapi tidak mengorbankan program inti yang berkaitan langsung dengan pembinaan prestasi,” tegas Agus, Sabtu (29/6/2025).
Ia melanjutkan bahwa, kegiatan kejuaraan tetap berjalan karena pola pelaksanaannya disesuaikan. Seleksi awal dilakukan di tingkat kabupaten/kota, sehingga anggaran provinsi tidak terbebani oleh seluruh proses. Dispora Kaltim cukup menyiapkan teknis pelaksanaan di tingkat provinsi, mulai dari venue, peralatan, hingga juri atau wasit.
“Artinya, proses seleksi itu tetap terjadi. Atlet tetap bersaing di level daerah, dan yang terbaik dikirim ke provinsi. Justru sistem seperti ini yang lebih adil dan efisien,” bebernya
Agus juga menyoroti pentingnya kehadiran kejuaraan sebagai denyut nadi pembinaan olahraga. Tanpa kompetisi, atlet tidak memiliki tolak ukur, semangat berlatih menurun, dan regenerasi pun terhambat.
Ia menegaskan bahwa meski efisiensi sedang dijalankan, Dispora tidak akan menghilangkan ruang-ruang kompetitif bagi para atlet muda.
Salah satu program yang tetap dijalankan dan bahkan dikuatkan adalah Duta Olahraga, yang merupakan program berjenjang dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Melalui program ini, Dispora Kaltim akan menjaring atlet dari tingkat daerah, menyaring mereka di level provinsi, lalu mengirimkan yang terbaik ke ajang nasional.
“Duta Olahraga ini program nasional. Mandatori. Jadi kita wajib menjalankan. Ini juga yang menjadi salah satu alat ukur pembinaan atlet muda secara sistemik dari bawah ke atas,” ujar Agus.
Ia menambahkan, program tersebut menjadi jembatan bagi para atlet muda dari pelosok untuk tampil di kancah nasional. Dalam banyak kasus, bibit unggul justru lahir dari daerah-daerah yang selama ini tidak memiliki panggung besar.
“Banyak atlet kita yang lahir dari desa, dari kabupaten yang mungkin fasilitasnya terbatas. Tapi dengan sistem kompetisi seperti ini, mereka punya kesempatan unjuk gigi. Jangan sampai karena alasan anggaran, peluang itu tertutup,” tegasnya.
Agus pun mendorong agar seluruh Dispora kabupaten/kota dan KONI daerah tetap bergerak aktif. Menurutnya, kemajuan olahraga bukan hanya tanggung jawab provinsi, tapi butuh sinergi dari semua level pemerintahan, pelatih, hingga komunitas olahraga.
“Kita tidak bisa kerja sendiri. Harus ada gerakan serentak dari semua pihak, dari KONI daerah, pengurus cabang olahraga, pelatih, hingga orang tua atlet. Semua harus punya semangat yang sama, ingin atlet Kaltim berjaya, baik di PON, SEA Games, bahkan Olimpiade,” kata Agus.
Dengan pendekatan yang lebih strategis dan kolaboratif, Dispora Kaltim berharap pembinaan olahraga di Benua Etam tetap menyala, bahkan di tengah tantangan anggaran. Karena pada akhirnya, prestasi besar hanya bisa lahir dari sistem yang kuat dan keberanian untuk terus melangkah, meski dalam keterbatasan.
“Atlet tidak tumbuh dari instan, tapi dari proses panjang yang harus dijaga,” pungkasnya. (Adv)