Pemkab Kukar Ambil Langkah Cegah Penyebaran DBD, Galakkan Promkes dan RDT

Korsa.id, Tenggarong – Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara, Supriyadi menyebut, kasus DBD sudah menjadi ritme tahunan yang terjadi pada awal tahun di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Sejak awal tahun 2023, Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar, bulan Januari ada 73 kasus, Februari 54 kasus dan Maret 20 kasus, dan kasus biasanya akan kembali mereda pada bulan Juni atau Agustus.
“Kematian nol, semoga nol terus sampai akhir tahun. Biasa meredanya di akhir tahun, September ke atas,” ujar Supriyadi, Minggu (2/4/2023).
Mencegah penyebaran DBD, Dinkes Kukar tengah menjalankan Promosi Kesehatan (Promkes), yang dijalankan oleh Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas).
Seperti cara pemberantasan sarang nyamuk dengan menerapkan 3M, yakni menguras, menutup penampungan air, mendaur ulang barang bekas.
Selain itu, mengantisipasi adanya kematian seperti tahun lalu, Dinkes Kukar juga memberikan dukungan ke semua Puskesmas untuk melakukan Rapid Diagnostic Test (RDT).
RDT ini adalah tes DBD, atau penunjang diagnosis dini DBD pendahuluan penyakit demam berdarah dengue.
“Tahun kemarin lima kasus kematian. Nanti semua pasien yang terindikasi suspeksnya dilakukan tes, baru sampel dikirim ke lab,” jelas Supriyadi.
Baca Juga : Pemkab Kukar Siapkan Hibah Rp2 Miliar Untuk Pengamanan Pilkades Serentak
“Jadi begitu RDT positif, walaupun hasil lab negatif, tapi mereka harus ikuti tata laksana DBD biar tidak ada kejadian meninggal atau terlambat,” sambungnya.
Menurut Supriyadi, bila seluruh tata laksana tersebut dilakukan, maka bisa dipastikan hampir tidak ada kasus kematian.
Untuk DBD, biasanya banyak terjadi karena cenderung ada banyak genangan air. Terlebih, cuaca hujan terbilang intens beberapa bulan terakhir.
Diketahui, kasus DBD terbanyak saat ini berasal dari Kecamatan Tenggarong Seberang. Sebelumnya, Muara Badak juga menjadi penyumbang tingginya kasus DBD di Kukar.
“Di wilayah hulu justru tidak,“ tandasnya.
Berikut Pencegahan DBD di rumah dengan 3M:
- Menguras, yaitu kegiatan menguras tempat yang sering menjadi penampungan air, seperti bak mandi, kendi, toren air, drum, dan lainnya.
- Menutup, yaitu kegiatan menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi menjadi sarang nyamuk.
- Memanfaatkan kembali barang bekas yang bernilai ekonomis atau melakukan daur ulang terhadap barang yang berpotensi menjadi perkembangbiakan nyamuk. (*/As-Adv)