BeritaDiskominfo KukarKutai Kartanegara

Teknologi Tak Terelakkan, Edukasi Anak Jadi Kunci Hadapi Cyberbullying

Korsa.id, Tenggarong – Perkembangan teknologi informasi yang pesat telah menjadi bagian tak terhindarkan dari kehidupan masyarakat. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, terdapat risiko serius yang harus diantisipasi, termasuk maraknya kasus cyberbullying yang menyasar anak dan remaja.

Hal tersebut disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Hero Suprayetno, pada Selasa (4/06/2025).
Menurut Hero, dibutuhkan komitmen kuat dari seluruh anggota keluarga untuk mengantisipasi dampak negatif teknologi, khususnya dalam konteks penggunaan media sosial oleh anak-anak.

“Teknologi menembus ruang dan waktu, tidak bisa kita hindari. Karena itu, harus ada kesepakatan bersama di dalam keluarga untuk mengatur penggunaannya,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya pengawasan dan komunikasi yang konsisten dalam keluarga. Aturan terkait jam penggunaan gawai serta tujuannya perlu ditentukan dengan jelas. Selain itu, orang tua juga harus aktif berkomunikasi dengan anak, bukan sekadar melarang atau mendoktrin.

“Kalau tanpa komitmen dan komunikasi yang baik, manfaat teknologi bisa menyimpang. Kita juga harus sadar, banyak aspek yang memengaruhi anak dalam penggunaan media digital, seperti pengaruh teman sebaya, kebebasan jaringan internet, hingga faktor eksternal yang bisa menjebak mereka dalam tindakan berisiko seperti cyberbullying,” jelas Hero.

Ia juga menyoroti pentingnya pemahaman dan edukasi sejak dini. Menurutnya, anak-anak perlu diajak berdiskusi, tidak hanya diperintah. Mereka harus dilibatkan dalam proses penyelesaian masalah, terutama ketika menghadapi kasus perundungan digital.

“Selama ini anak-anak tidak dilibatkan untuk menyelesaikan masalah. Kalau mereka menghadapi cyberbullying di media sosial, siapa yang mereka tuju? Bagaimana mereka mencari solusinya? Nah, di sinilah peran keluarga untuk mendampingi dan mengedukasi,” tambahnya.

Hero juga mengingatkan bahwa penggunaan media secara berlebihan dapat berdampak pada kondisi fisik dan mental anak. Selain itu, dari sisi ekonomi, jika tidak dimanfaatkan dengan bijak, penggunaan teknologi bisa menjadi beban. Sebaliknya, jika digunakan dengan tepat, teknologi bisa menjadi peluang untuk meningkatkan kapasitas dan bahkan sumber penghasilan.

“Pergaulan anak sekarang bisa bersifat global. Kalau dimanfaatkan dengan benar, cara pandang mereka juga akan menjadi lebih luas. Tapi harus diarahkan agar tidak terjebak pada gaya hidup semata, melainkan fokus pada pengembangan diri,” tuturnya.

Ia berharap seluruh pihak, termasuk media massa, dapat berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat mengenai pemanfaatan teknologi informasi secara bijak.

“Kita butuh kerja sama semua pihak untuk membangun kesadaran kolektif. Media juga sebaiknya tidak hanya memberitakan sisi negatif, tapi turut mendorong pemanfaatan teknologi secara positif,” pungkas Hero.(Adv)

Baca Juga

Back to top button