Diskominfo KukarKutai Kartanegara

Ragam Kearifan Lokal dan Budaya Berkembang di Kecamatan Kota Bangun Darat

Korsa.id, Tenggarong – Kecamatan Kota Bangun Darat, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terdiri dari 10 desa dengan keberagaman budaya yang unik.

Tiga di antaranya merupakan desa lokal, yakni Sedulang, Benua Baru, dan Kedang Ipil yang juga berfungsi sebagai ibu kota kecamatan.

“Sementara tujuh desa lainnya merupakan kawasan transmigrasi, dikenal dengan sebutan SP1 hingga SP7,” ucap Camat Kota Bangun Darat, Julkifli, usai pembukaan Festival Cenil 2025 dalam rangka meriahkan HUT ke-42 Desa Kota Bangun III, di Balai Pertemuan Umum (BPU) Desa Kota Bangun III, Kecamatan Kota Bangun Darat.

Ia mengatakan setiap desa memiliki tradisi dan seni budaya yang berbeda. Misalnya, di Kota Bangun III yang merupakan kawasan transmigrasi, budaya dominan berasal dari masyarakat Jawa. Penduduk asli Kutai hanya merupakan sebagian kecil dari total populasi.

Oleh karena itu, budaya Jawa menjadi budaya utama di sana dan bahkan telah dikolaborasikan dengan budaya Kutai.

Ia menyebutkan, festival yang diselenggarakan pun bervariasi. Tidak hanya Festival Cenil, tetapi juga ada Festival Durian yang rutin digelar di Desa Benua Baru saat musim panen durian tiba.

“Festival-festival ini mencerminkan potensi dan kekayaan budaya lokal masing-masing desa,” ucapnya.

Sementara itu, desa-desa di kawasan transmigrasi umumnya memiliki kemiripan budaya karena dihuni oleh masyarakat yang berasal dari Pulau Jawa. Namun, di desa seperti Kedang Ipil dan Benua Baru, terdapat lebih banyak ragam budaya lokal.

“Di Kedang Ipil misalnya, selain festival besar seperti Nutuk Beham dan Belian Namang, sebenarnya masih banyak budaya lain yang belum terekspose secara luas dan hanya berlangsung secara internal,” jelasnya.

Festival Cenil di Kota Bangun III memiliki tingkat penyelenggaraan yang lebih tinggi, yakni di level kabupaten. Sementara festival di desa lain biasanya hanya pada tingkat kecamatan sehingga kurang dikenal secara luas.

Selain itu, dalam Festival Cenil ini masyarakat Kota Bangun III menunjukkan antusiasme dan kekompakan yang luar biasa. Mereka bersama-sama menyukseskan acara tersebut sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya.

“Kami bangga dengan masyarakat Kota Bangun III yang selalu kompak dalam menyelenggarakan festival budaya. Budaya gotong royong seperti ini semakin sulit ditemukan di era modern,” jelasnya.

Kota Bangun III, bersama dengan Kota Bangun I, II, dan Kedang Ipil, menjadi gambaran desa-desa yang kuat dalam mendukung dan melestarikan budaya lokal. Diharapkan melalui Festival Cenil 2021 ini, masyarakat luar semakin mengenal kekayaan budaya Kota Bangun III. Lebih dari itu, festival juga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat melalui peningkatan aktivitas ekonomi dari keramaian yang tercipta.

“Ke depan, bukan hanya festivalnya yang kami dorong, tetapi berbagai bentuk pengembangan lainnya juga harus kita perkuat. Harapan kami, Kota Bangun III bisa menjadi tolak ukur dalam kemajuan ekonomi di kawasan ini,” pungkasnya.(adv/dr/ly)

Baca Juga

Back to top button