Diskominfo KutimKesehatanKutai Timur

Perjalanan dr Didit Sebagai Spesialis Paru, Hadapi Pasien TBC Hingga Covid-19 Setiap Harinya

Korsa.id, Sangatta – Dokter spesialis paru adalah dokter yang mengkhususkan diri dalam menangani kondisi paru-paru, seperti Asma, Bronkitis, Bronkiektasis, Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), TBC dan Kanker paru.

Berdasarkan data TB Report 2022, Indonesia merupakan penyumbang kasus TB kedua terbesar di dunia, setelah negara India dengan estimasi jumlah kasus baru sebanyak 969.000 dan 144.000 kasus kematian per tahunnya. Sayangnya, data tersebut menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum sempat diobati dan disembuhkan dari penyakit TB karena angka kematiannya yang masih tinggi.

Spesialis Paru, RSUD Kudungga, dr. Didit Tri Setyo satu-satunya dokter paru yang berjuang dalam menyembuhkan berbagai masalah paru untuk masyarakat Kutim.

dr Didit merupakan  dokter spesialis paru pertama di Kutai Timur (Kutim) telah mengabdikan dirinya untuk memperjuangkan kesehatan masyarakat.

Berawal tahun 2014 akhir dr Didit mengabdikan dirinya ke RSUD Kudungga sebagai dr spesialis paru, sebelumnya dirinya bertugas sebagai dokter umum pada tahun 2002.

“Saya kemudian sekolah spesialis tahun 2009 dan lulus 2014 kemudian akhirnya saya mengabadikan dan bertugas di sama rumah sakit Kudungga,” ujarnya.

Sepanjang perjalanan menjadi dokter spesialis paru, tentu bukanlah hal yang mudah, setiap hari dr Didit mengahadapi berbagai pasien dengan keluhan pernapasan, mulai dari yang ringan hinga yang berat seperti TBC, dan Kanker.

Namun kasus tuberkulosis (TBC) menjadi penyakit yang paling sering di tangani di Kutim. Hal itu tentu saja berat lantaran tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

TBC menular melalui udara ketika bakteri yang terkandung dalam percikan dahak penderita TBC terhirup oleh orang lain. Percikan dahak ini dapat dihasilkan saat penderita TBC batuk, bersin, berbicara, tertawa, atau bernyanyi.

“Semuanya sama saja beratnya, namun pada tahun 2020 hal yang luar biasa terjadi, saat pandemi Covid 19 masuk ke Kutim,” jelasnya.

Menurutnya Covid-19 sama halnya dengan kasus penyakut paru lainnya yang tidak dipandang remeh dan juga membahayakan.

“Kita menjadi rumah sakit rujukan tipe B, tentu banyak kasus-kasus berat yang kita tangani di sini jadi sama-sama berat dengan Covid kemarin dan kita sangat dekat sekali dengan tuhan,” jelsanya.

“Intinya jangan takut kalau kita sudah ditunjuk sama Tuhan berarti kita pasti dikasih sesuatu, tapi apa pun itu, kita harus tahu tentang PPI nya pencegahan dan Penanggulangan dan Pencernaannya, kita harus mengikuti prosedur produk dan SOP yang ditetapkan terkait pencegahan infeksi jangan sampai kita-kita sembrono, kita kecanduan jadi, di samping keyakinan kita kalau kita kalau kita yakin insya Allah imun kita pasti kuat,” pungkasnya.(Zn/Yl/Dr/Adv)

 

 

 

 

 

Baca Juga

Back to top button