Diskominfo KutimKesehatanKutai Timur

Perjuangan Dokter Paru Satu-Satunya di Kutim Saat Hadapi Ratusan Pasien Covid-19 

Korsa.id, Sangatta – Tenaga kesehatan (nakes) adalah orang-orang yang menjadi garda terdepan dalam penanganan COVID-19 yang telah masuk ke Indonesia sejak 2020 lalu. Perjuangan nakes menjadi hal penting karena pasien terinfeksi virus yang pertama kali teridentifikasi di Wuhan tersebut butuh perawatan medis.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga Sangatta ditetapkan sebagai salah satu rumah sakit yang menangani pasien COVID-19 dan telah menangani ratusan pasien COVID-19 yang terinfeksi. Dokter Paru RSUD Kudungga.

Spesialis Paru, RSUD Kudungga, dr. Didit Tri Setyo satu-satunya dokter paru yang berjuang dalam menyembuhkan masyarakat Kutim dari COVID-19.

dr Didit mengatakan menjadi hal yang luar biasa dan sangat istimewa ketika pendemi Covid melanda pada tahun 2020 lalu.

“Kalau tidak salah bulan Februari itu kita mulai menangani Covid, dan pada waktu itu semua ketakutan, termasuk petugas kesehatan lainnya yang turut menangani pasien,” tuturnya.

Dibalik kejadian itu dr Didit tetap gigih dalam menjalankan tugasnya dan tanggung jawabnya, meski keadaan mencekap saat pendemi Covid-19.

“Saya merasa ini tanggung jawab saya sebagai dokter paru. Yang harus mengatasi atau mengobati merawat pasien-pasien dengan infeksi pernapasan, termasuk covid jadi, itu adalah tugas dan tanggung jawab,” jelasnya.

Dirinya juga terus memotivasi para perawat yang tengah berjuangan menangani pasien Covid. Meski banyak diantara mereka merasa ketakutan, ditambah jam istirahat dan tenanga terkuras.

“Prinsipnya adalah kita sudah ditunjuk sebagai nakes yang mengobati pasien, tuhan pasti telah memberikan kekuatan untuk itu,” katanya saat menyemangati temannya.

Saat terjadi lonjakan Covid, dr Didit bersama perawat lainnya berjuang setiap harinya untuk mengobati ratusan pasien Covid yang di rawat inap.

“Yang dirawat di sini dalam keadaan rata-rata berat semuanya bahkan saya bisa tangani hampir 150 hingga 200 pasien rawat inap,” jelasnya.

Menurutnya hal itu merupaka perjalanan dan perjuangan yang cukup melelahkan hingga menyita waktu, namun dirinya berharap menjadi amal ibadah.

“Saya mengatakan pada teman-teman saja ini adalah ladang pahala kita,” ujarnya.

Saat lonjakan kasus covid meningkat, banyak hal berat yang dilalui, banyak pasien yang meninggal, dan nakes berguguran.

“Saat kondisi seperti itu, kita hsrus bersyukur masih diberikan kesehatan harus untuk membantu yang lain, dan kita harus jaga itu,” ucapnya.

“Pada prinsipnya, saya tekankan kepada temen-temen yang merawat, ini adalah tugas kita dan tanggung jawab kita Insya Allah itu menjadikan ladang-ladang pahala untuk kita,” pungkasnya.(zn/Yl/Dr/Adv)

 

 

Baca Juga

Back to top button